The Merdeka West Papua Support Network joins the global commemoration of Indigenous Peoples Heroes Day on November 10th. We remember and honor Indigenous Peoples heroes around the world who have committed their lives to the protection of our land and people. For West Papuans, today also marks the death of Papuan activist and national hero, Theys Eluay who was abducted and subsequently murdered by Indonesian Special Forces on November 10, 2001.
The newly sworn-in Indonesian President Prabowo Subianto was himself a member of the Special Forces (Kopassus); a US-trained general who notoriously led the crackdown on independence movements in East Timor during the 80s to 90s which resulted to numerous human rights abuses including the massacre of hundreds of East Timorese.
A war criminal sitting as head of its colonizing state is not new for West Papuans, who have long been suffering from all sorts of violations of the International Humanitarian Law (IHL) since the 1969 sham referendum that illegally annexed Indigenous Papuan land to Indonesia. The reactionary Indonesian Government has since been aggressive in its attempts to systematically silence, if not to entirely erase, the West Papuan self-determination struggle from history.
Earlier this year, the Jayapura Regency Government planned to remove Theys Eluay’s grave from Sere Sentai Park. This was immediately met with strong condemnation from the Papuan people who remember Eluay’s heroism with highest respect and regard him as Ondofolo Besar or the Great Tribal Leader. This goes to show that despite an unpromising Prabowo Administration, the Papuan people dare not forget their historic struggle for genuine independence and the heroes who have courageously fought before them.
The legacy of West Papua’s heroes lives through the ever-growing Indigenous Peoples movement for self-determination, even gaining some of its staunchest allies among the Indonesian people. Our calls for a free West Papua are also calls for justice for Theys Eluay, for the victims of Indonesia’s relentless military operations, for the displaced, the exiled, the politically persecuted, and all colonized and occupied nations and peoples. Indigenous Peoples Heroes Day is a day of remembrance for our martyrs and heroes who have passed, and is also a celebration of living movements and the people who carry on amid all crises. This is the true legacy of our heroes!
Long live West Papua’s heroes! Free West Papua!
______
[STATEMENT] Hari Pahlawan Masyarakat Adat
Jaringan Dukungan Papua Barat Merdeka bergabung dalam peringatan global Hari Pahlawan Masyarakat Adat pada tanggal 10 November. Kami mengenang dan menghormati para pahlawan Masyarakat Adat di seluruh dunia yang telah mengabdikan hidup mereka untuk melindungi tanah dan rakyat kami. Bagi orang Papua Barat, hari ini juga menandai kematian aktivis Papua dan pahlawan nasional, Theys Eluay yang diculik dan kemudian dibunuh oleh Pasukan Khusus Indonesia pada tanggal 10 November 2001.
Presiden Indonesia yang baru dilantik, Prabowo Subianto, sendiri adalah anggota Pasukan Khusus (Kopassus); seorang jenderal yang dilatih di AS yang terkenal memimpin tindakan keras terhadap gerakan kemerdekaan di Timor Timur selama tahun 80-an hingga 90-an yang mengakibatkan banyak pelanggaran hak asasi manusia termasuk pembantaian ratusan orang Timor Timur.
Seorang penjahat perang yang menjabat sebagai kepala negara penjajah bukanlah hal baru bagi orang Papua Barat, yang telah lama menderita berbagai macam pelanggaran Hukum Humaniter Internasional (HHI) sejak referendum palsu tahun 1969 yang secara ilegal mencaplok tanah penduduk asli Papua ke Indonesia. Pemerintah Indonesia yang reaksioner sejak saat itu telah agresif dalam upayanya untuk secara sistematis membungkam, jika tidak menghapus sepenuhnya, perjuangan penentuan nasib sendiri orang Papua Barat dari sejarah.
Awal tahun ini, Pemerintah Kabupaten Jayapura berencana untuk memindahkan makam Theys Eluay dari Taman Sere Sentai. Hal ini langsung mendapat kecaman keras dari orang Papua yang mengingat kepahlawanan Eluay dengan rasa hormat yang tinggi dan menganggapnya sebagai Ondofolo Besar atau Pemimpin Suku yang Agung. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Pemerintahan Prabowo tidak menjanjikan, orang Papua tidak berani melupakan perjuangan bersejarah mereka untuk kemerdekaan sejati dan para pahlawan yang telah berjuang dengan gagah berani di hadapan mereka.
Warisan para pahlawan Papua Barat tetap hidup melalui gerakan Masyarakat Adat yang terus berkembang untuk penentuan nasib sendiri, bahkan mendapatkan beberapa sekutunya yang paling setia di antara masyarakat Indonesia. Seruan kami untuk Papua Barat yang bebas juga merupakan seruan untuk keadilan bagi Theys Eluay, bagi para korban operasi militer Indonesia yang tak henti-hentinya, bagi para pengungsi, orang-orang yang diasingkan, orang-orang yang dianiaya secara politik, dan semua bangsa dan masyarakat yang dijajah dan diduduki. Hari Pahlawan Masyarakat Adat adalah hari untuk mengenang para martir dan pahlawan kita yang telah meninggal, dan juga merupakan perayaan gerakan-gerakan yang masih hidup dan masyarakat yang terus maju di tengah semua krisis. Inilah warisan sejati para pahlawan kita!
Hiduplah para pahlawan Papua Barat! Bebaskan Papua Barat!
Comments